MASJID BASEMENT

Jumat, 24 Agustus 2012

| | |


Jikalau dilihat dari sisi buruk, masjid ini bisa memicu banyak prasangka. Ia berada pada salah satu sudut basement sebuah pusat perbelanjaan. Berdampingan dengan tempat parkir kendaraan. Posisi masjid yang diletakkan di basement cukup menandakan bahwa keberadaannya tidaklah direncanakan sejak awal. Tiba-tiba saja banyak pengunjung pusat perbelanjaan yang komplain bahwa mereka kesulitan untuk beribadah, maka dibuatlah masjid ini. Rumusannya bisa saja begini ; ada masjid berarti orang yang akan shalat tak perlu khawatir lagi tentang shalatnya, sudah ada masjid di basement, setelah shalat mereka bisa kembali ke atas untuk berbelanja, dan itu adalah uang yang datang. Singkat kata, masjid ini adalah alat untuk menjaga pelanggan dari segmen yang tidak mau meninggalkan shalat. Komersil dan tidak ikhlash bukan?

Tapi untuk apa memikirkan itu semua. Toh, itu hanya prasangka yang tidak jelas. Jikalau memang seperti di atas, itu urusan pengelola gedung dengan Tuhan. Nikamati saja masjid ini. Warna hijau yang menghias dindingnya mendatangkan nuansa sejuk. Ada pula pendingin udara. Karpet sangat bersih dan tidak bau. Mau baca al Quran, di sudut sana ada lemari khusus yang kaca-kacanya sangat bening. Bagi perempuang, ada mukena yang kinclong dan wangi. Sandal sepatu ada pula tempat meletakkannya. Tempat wudu dan wc sangat bersih, mengalahkan banyak masjid di luar sana yang memang dibangun dengan sengaja.

Bagus sebenarnya masjid basement ini. Karena ia terletak di basement, tentu butuh niat dan kesengajaan untuk singgah shalat di sini. Apalagi pusat perbelanjaan akan melenakan setiap orang, maka masjid ini menjadi saksi di hadapan Tuhan untuk engkau yang selamat dari ujian hiruk pikuk pusat perbelanjaan yang dapat membuat khilaf dan lupa.

Pada akhirnya, aku menjadi sayang terhadap masjid ini. Jika engkau sempat ke sana, maka ia akan menyambutmu dengan senyum dan mencatat wajahmu. Esok ia akan membela di hadapan Tuhan bahwa engkau adalah penghuni dunia yang menikmati dunia, namun tetap berorientasi akhirat. Ketika membayangkan itu, kita akan sangat bersyukur akan keberadaan masjid ini. Masjid memang sebaiknya dibangun pada tempat terbaik, tapi terkadang tempat tak lagi penting, engkau bisa menghubungi Tuhan dari manapun karena seluruh tempat adalah milik Tuhan, tak terkecuali sebuah sudut basement pusat perbelanjaan.

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentari tulisan ini