“Izrail sama seperti Malik dan persis seperti Ridwan…”

Rabu, 16 Februari 2011

| | | 0 komentar

Satu malam seorang kawan pulang terlambat hingga larut. Di tengah jalan menjelang masuk kawasan komplek ia bersua dengan sekolompok anak kecil yang tengah bermain kelereng. Awalnya ia heran bahwa dalam keadaan sudah lewat tengah malam, anak siapa yang masih main kelereng. Tapi karena lelah dan ingin segara sampai, ia tidak menghiraukannya sama sekali. Besoknya kami duduk bersama, cerita kesana kemari. Karena kebetulan ada Pak RT. Sang kawan menceritakan perkara anak kecil bermain kelereng tengah malam, anak-anak siapakah itu. Pak RT terkejut mendengarnya, kemudian menjelaskan bahwa apa yang di alami sang kawan tadi malam itu sesuai dengan cerita-cerita penduduk asli bahwa di tengah jalan menjelang masuk komplek memang sering terlihat sekelompok anak bermain kelereng di tengah malam. “Mungkin mereka itu Hantu” kata Pak RT. 

Sejak itu, kawanku itu takut pulang larut.

Jiwa

Minggu, 13 Februari 2011

| | | 0 komentar
akhir-akhir ini jiwaku terbang kemana-mana
kadang hinggap di tepi kota
kadang di pulau tengah samudra
baru-baru ini singgah ke puncak gunung dan pucuk-pucuk kelapa tua di tepi bukit
esok atau nanti entah kemana,
kadang mengundang senyum, kadang sesak, kadang tawa.

Kawan, anak itu mencolek kawan perempuannya!

Selasa, 08 Februari 2011

| | | 2 komentar
Mengamati langsung fenomena perolehan bahasa seorang anak sungguh mengagumkan. Dalam buku-buku metodologi pengajaran bahasa, memang telah lama kubaca teori tentang ini dan juga sering didiskusikan dalam kelas sebagai bagian dari proses perkuliahan, tapi mengamati langsung benar-benar memberikan sensasi yang tak terkatakan dibanding hanya membaca dan mendiskusikan teori itu.

Anak yang tengah belajar berbahasa selalu menunjukkan perkembangan yang bahkan tak terbayangkan oleh kita sebelumnya. Pada awalnya hanya satu kata yang bisa diucapkan, kemudian meningkat menjadi dua hinga tiga dan empat kata dan seterusnya. Pertama hanya kalimat nomina, lalu esoknya kalimat verba, lalu kalimat lengkap dengan struktur SPOK. Itu semua terjadi seolah begitu saja, melampui apa yang pernah diajarkan. Kadang-kadang bahkan sering, si kecil tiba-tiba mengucapkan sebuah kalimat baru yang belum pernah diajarkan secara langsung, dan itu sangat mencengangkan.

Ternyata dalam persitiwa perolehan bahasa ini, seorang anak tidak hanya belajar dari orang tuanya, tapi dari seluruh mulut orang dewasa yang tengah berbicara sejauh yang dapat ia dengar. Dari peristiwa ini, kita semakin diyakinkan bahwa seorang anak belajar dengan mencontoh orang dewasa sekilingnya.

***

Siang itu karena sebuah keperluan terpaksa aku duduk lama di depan sebuah kios fotokopi. Kebetulan bertepatan dengan jam pulang sekolah, maka remaja-remaja siswa SMP cukup banyak disekitarku. Kali ini pengamatanku terpusat kepada sebuah kelompok remaja laki-laki, dari besar tubuh mereka, dapat kupastikan bahwa mereka barulah duduk di tahun pertama.

Tentang Wanita Seksi dalam Iklan

Jumat, 04 Februari 2011

| | | 3 komentar
Mengapakah banyak iklan di televisi menampilkan wanita-wanita berpakaian tak pantas?

Pertanyaan ini sungguh menarik untuk dibahas, bukan hanya untuk mencari jawabannya, tetapi juga untuk mencari kenapa pertanyaan seperti ini muncul. Di luar hal di atas, bagiku secara pribadi, pertanyaan ini sesungguhnya menjadi lebih menarik, karena yang menanyakannya adalah seorang wanita. Maka jujur saja, tulisan ini adalah dalam rangka mencoba menjawab itu semua.

Salah satu bahasan menarik Jefray Lang dalam Strugle to Surender, bahwa setidaknya terdapat pola pemikiran yang berbeda antara Barat dan Timur yang identik dengan Islam mengenai kebebasan dan kaitannya dengan wanita. Pola itu bagaikan warna hitam dan putih alias berada pada kutub yang sangat berbeda dan sulit mempertemukannya.

Puisi Kehidupan

Kamis, 03 Februari 2011

| | | 2 komentar
Kehidupan...
Bertahun melontar nafas
Menganjung cinta, tentunya cita-cita
Ini semua tentang wujud diri.
Ombak tiada henti mengikis karang,
Tiada daya akan sunnah, iapun menghalus,
entah kemana remahan kecilnya dilarikan digungung buih.
Wahai sosok, jika ia semakin lemah, usaplah agar bertambah kukuh
lindaplah segala ringkih.
Jikalau isak lahir di tengah sunyi, biarlah sesekali itu
agar alirnya menyubur mentari yang mulai dihisap layu
sejumput isak, tak usahlah segunung tangis
layaknya hujan, kan menghanyutkan nyawa sampai jauh,
jauh entah kemana
andai melesat tiada henti, andai melesat tiada akhir.