“LENTERA JIWA”

Senin, 30 Januari 2012

| | |
Entah bagaimana awalnya, aliran air seringkali dikait-kaitkan dengan bagaimana idealnya manusia menjalani hidup. Sebagian orang selalu berpesan tentang hidup, bahwa ia harus berjalan seperti air yang mengalir, niscaya akan sukses. Sebagian lain punya pikiran lain, hidup haruslah melawan arus (air), baru bisa sukses. Kedua-duanya punya argumentasi filosofisnya sendiri-sendiri.

Diantara argumentasi filosofis yang dipakai golongan pertama adalah bahwa aliran air adalah lambang dari sebuah kepastian juga kedamaian, tidak neko-neko dan aneh. Hidup seumpama pusaran thawaf yang harus diikuti dengan ikhlash. Jika anda adalah orang yang sangat tergila-gila dengan kata-kata “life is simple”, maka berkemungkinan besar, hidup prinsip inilah yang anda pegang. Lihatlah semboyannya; “Let it flows”, memang terkesan ringan dan apa adanya bukan?

Golongan ke dua lain lagi. Bagi mereka menantang arus adalah lambang perjuangan, kreatif tidak status quo, dan berbeda dari kebanyakan. Bahwa mengikuti arus adalah hal biasa, tidak menantang, dan jamak, maka melawan arus adalah bentuk dari pemikiran yang baru dan berbeda. Ide untuk menjadi berbeda dan menantang arus memang sangat seksi bagi sebagian orang. Bagaimana tidak, dengan begini orang bisa merasa bahwa ia berpikir dan bersikap di atas rata-rata orang kebanyakan, terkesan sebagai seorang cerdas dan petarung.

Mana yang benar?  

Siang itu, Nuggie sang musisi handal becerita bahwa dulu ia memutuskan untuk keluar dari perkuliahannya di UI. “Saya mencintai musik, dan saya memutuskan untuk hidup dengan kecintaan itu” begitulah kurang lebih ia bercerita. Lalu Nuggie mengenang “Keputusan itu berat, mama sempat menangis awalnya”. Tapi mau bagaimana lagi, ia tak ingin menjalani hidup dengan keterpaksaan karena bukan pilihan jiwa. Alhasil, pilihannya itu telah membawanya menjadi salah seorang musisi papan atas tanah air serta meraih berbagai penghargaan dan prestasi tertinggi di bidang music. “Saya menikmati hidup”, kata Nuggie dengan gaya yang masih sangat anak muda.

Seperti hanyal Nuggie, Andy F Noya juga demikian. “Sewaktu tamat STM, saya dapat beasiswa ke IKIP Padang, tapi tidak saya ambil, karena ingin jadi wartawan”, kenang host Kick Andy itu. Saat itu orang mungkin menganggapnya naif, tapi lihatlah sekarang, ia berhasil menjadi wartawan hebat yang punya program tv atas namanya sendiri. Sama seperti Nuggie, ia mengaku sangat menikmati hidupnya saat ini. Alur kehidupan yang kurang lebih sama juga telah dijalani oleh dua orang hebat lain, Rene Suhardono dan Wahyu Aditya. Bahkan Rene terang-terangan mengatakan bahwa ia tak punya pekerjaan, “saya hanya mengerjakan apa yang saya inginkan saja” begitu tegasnya.

Lentera Jiwa, itulah istilah yang mereka gunakan untuk menggambarkan dasar dari apa yang mereka lakukan saat ini. Lentera Jiwa adalah gairah jiwa yang akan memandu jalannya hidup. Anda harus menjalani hidup berdasarkan apa yang anda cintai. JIka cinta dunia seni, maka hiduplah di sana, jika cinta dunia akademis, tumbuhlah di sana, dan begitulah seterusnya. Orang akan menyesali hidup karena menjalani apa yang sesungguhnya tidak ia inginkan, sebaliknya hidup akan menjadi nikmat dan mudah jika mengerjakan apa yang menjadi ketertarikan jiwa.

Orang-orang ini, serta banyak orang lainnya yang sangat menikmati hidup, tidak pernah ikut arus atau menantang arus apapun. Mereka tak mau terjebak dalam trend dan kecenderungan orang banyak. Tentu ini bukan atas prinsip melawan arus, tapi semata-mata hanya mengikuti kecintaan jiwa mereka, yaitu apa yang menjadi obsesi terdalam mereka sejak dulu.

Farhan Quresy memutuskan keluar dari kampus bukan karena ia hendak menatang arus, dalam hal ini keinginan orang tuanya. Tapi ia lebih cinta pada dunia fotografi. Sangat mengharukan melihat ia berkata kepada ayahnya; “ayah, jika aku nanti menjadi fotografer, gajiku sedikit, rumahku kecil, mobilku kecil…, namun aku akan bahagia ayah…”(film3 idiots)

Memang akan sangat nikmat jika mengerjakan apa yang memang kita cintai. Kalau sudah begini, hidup tidaklah susah dan membebani, tapi adalah sekumpulan tantangan yang menyenangkan. Itulah Lentera Jiwa!

lama sudah kumencari apa  yang hendak kulakukan
sgala titik kujelajahi tiada satupun kumengerti
tersesatkah aku disamudra hidupku

kata-kata yang kubaca terkadang tak mudah kucerna
bunga-bunga dan rerumputan bilakah kau tahu jawabnya
inikah jalanku inikah takdirku
kubiarkan kumengikuti suara dalam hati
yang slalu membunyikan cinta
kupercaya dan kuyakini murninya nurani menjadi penunjuk jalanku
lentera jiwaku
Lentera Jiwa, Nuggie.

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentari tulisan ini