N-A-M-A

Sabtu, 25 Juni 2011

| | |

What’s a name! Apalah arti sebuah nama! Inilah quote paling terkenal seantero jagad. Kalau saja kata-kata ini berwujud seorang penyanyi, maka ia adalah sosok seorang Michael Jackson. Jika ia adalah binatang, maka ia adalah rombongan penguin antartik, atau jika tumbuhan, maka ia adalah sebutir apel merah. Begitu legendaris bagai berlian dari pedalaman Afrika. Maka adalah wajar kalau quote ini menjadi begitu terkenal karena terlihat indah, ringan, dan yang paling penting sangat ringkas, hingga tak perlu IQ tinggi untuk menghapalkannya. Ya, jika masih hidup, William Shakespeare boleh berbangga hati bahwa quote gubahannya menjadi sangat terkenal dan legendaris. Sayangnya ia telah lama mati, dan entah bagaimana keadaannya di alam barzakh sana.
Tinggalkan dulu quote gubahan Shakespeare itu.

Indonesia akhir-akhir ini heboh, sama persis seperti sebelum-sebelumnya. Anehnya, Indonesia selalu saja diguncang beberapa kehebohan dalam satu waktu yang sama. Korupsi si anu saja sudah membuat orang-orang ribut bukan main, belum berhenti selesai keributan itu, eh si anu yang lainnya lagi korupsi juga. Parah bukan? Aku berpikir bahwa hidup di sini, kita seperti dipaksa untuk betah dengan segala kehebohan yang dimunculkan para mafia rakus-tikus-busuk yang nyambi jadi orang partai dan aparat negara. Tak cukup sampai disitu, kita lama-lama dibuat betah, lalu menunggu-nunggu kapan lagi Metro Tv dan Tv One cuap-cuap dengan berita baru yang lebih heboh. Jadilah negara ini negara muncuang-muncuang. Baru kemarin ini, kaum ibu muncuang-muncuang mengumpat si Mischa dalam sinetron Cinta Fitri yang aneh itu, sekarang –dan entah kapan akhirnya- kaum bapak hampir saja merobohkan kedai kopi, ribut dan berdebat tentang negara yang kian hari kian manipulative. Huh! Lelahnya. Eh, tentang Cinta Fitri, aku senang sinetron aneh itu tamat riwayatnya, coba saja terus bersambung hingga season 100, alamaaak….
Kehebohan demi kehebohan itu semakin mengerenyitkan dahi bilama mana actor utama yang terlibat disana adalah orang-orang yang memikul nama-nama indah dan agung. Contoh yang paling hangat adalah Muhammad Nazaruddin, atau seorang jaksa bernama depan Cirrus, dahulu adapula yang menyandang nama al Amin Nur. Orang bernama Muhammad Nazaruddin dan al Amin benar-benar telah melukai hati, bagaimana tidak, mereka menyandang nama dan gelar nabi yang agung, tapi kelakuan mereka bagai kelakuan kaum begundal. Al Amin, sekarang jadi penghuni bui. Muhammad Nazaruddin,walau masih belum tersangka, tetapi ia sukses “pergi berobat” ke singapura, tidak balik-balik sampai sekarang, padahal orang-orang butuh keterangannya sebagai orang yang dicurigai KPK sebagai actor suap. Mari mendoakan mereka agar lekas sadar.
Cirrus? Nama itu adalah nama indah. Cirrus adalah kawanan awan gamawan yang menampilkan citra lembut, putih, halus-halus seperti kapas yang diserak malaikat untuk menghias langit kemarau yang biru. Cirrus adalah kawanan awan putih bak bulu angsa yang khusus diciptakan untuk menghias kolam-kolam surga. Hanya saja orang paling terkena si-Indonesia yang menyandang nama Cirrus telah berlaku sebaliknya. Sekarang ia tengah diadili karena bekerja sama dengan Gayus.
What’s a name! Shakespeare salah! Jikalau nama tak berarti apa-apa, maka nyatanya hati menjadi lebih miris jika ada sebuah tidankan kejahatan yang dilakukan oleh seseorang yang menyandang nama yang agung. Seharusnya para penyandang nama punya tanggung jawab moral terhadap nama yang mereka sandang. Nama lebih dari sekedar identitas, ia bagaikan daun bagi sebatang pohon, atau sayap bagi seekor burung. Nama anda adalah anda!
Hidup adalah tentang pilihan. Jika kebetulan nama yang kita sandang tak punya makna apa-apa dan tidak pula diambil dari nama-nama yang mulia, maka kita bisa memilih untuk menjadikan nama kita bermakna baik. Seperti Jendral Sudirman yang telah berhasil menjadikan namanya bermakna “pahlawan”, atau Dedi Mizwar yang telah sukses menjadikan namanya bermakna “sutradara idealis yang cerdas”. Mengisi makna baik pada nama yang kita sandang adalah bukan hanya soal citra, tapi adalah bentuk pengabdian kepada Tuhan, yang atas izin-Nya, kawan telah muncul ke dunia dengan menyandang sebuah nama dan membaca tulisan ini…
Manusia mati meninggalkan nama…

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentari tulisan ini