“Kuda Kayu di luar Troya”

Senin, 16 Mei 2011

| | |

Pasukan legendaris itu disebut pasukan Mycenaea. Pada sekitar 1200 hingga 1600 SM yang lampau, pasukan Mycanaea adalah pasukan elit yang sangat kuat di Yunani, dan mungkin tidak saja di Yunani, bahkan di seluruh dunia.
Troya, adalah sebuah kota yang tak kalah legendaris. Untuk menaklukkan kota ini, pasukan Mycenaea membutuhkan sekitar sepuluh tahun. Bayangkan! Pasukan terkuat pada saat itu, mengepung kota ini dan baru berhasil  menaklukkannya setelah sepuluh tahun!
Pada tahun kesepuluh, pasukan Mycenaea sadar bahwa cara-cara lama tak mungkin lagi dilanjutkan untuk menaklukkan kota Troya yang keras kepala itu. Mereka sadar bahwa mereka butuh cara yang sama sekali lain dari pada yang lain untuk menundukkan Troya yang perkasa. Untuk menemukan cara yang dimaksud, mereka melakukan aktivitas yang luar biasa dan jarang-jarang dilakukan orang ; thingking outside the box alias berpikir dengan cara yang berbeda dari kebanyakan. Benar saja, mereka menemukan cara aneh untuk menaklukkan Troya.

Pasukan Mycanena membuat sebuah kuda kayu raksasa. Setelah kuda kayu itu selesai, mereka menunjukkan gelagat lelah dan menyerah, lalu pergi pulang barak dengan meninggalkan begitu saja kuda kayu mereka. Orang-orang Troya yang melihat pasukan Mycenaea menyerah dan pergi langsung girang bukan kepalang. “Akhirnya mereka lelah mengepung kita!” barangkali itulah kalimat yang diteriakkan dengan suka ria di balik tembok Troya. Kuda kayu yang ditinggalkan pasukan Mycenaea di luar kota, langsung saja di rampas oleh orang Troya. Dengan euphoria kemenangan yang luar biasa, mereka menarik kuda kayu raksasan itu ke dalam kota. Orang Troya berpikir, bahwa kuda kayu pasukan Myceanaea yang tertinggal adalah lambang kemenangan mereka. Bagi orang-orang Troya itu, melalui kuda kayu pasukan Mycenaea yang tertinggal, ada banyak kisah heroic yang dapat mereka sampaikan pada orang-orang dan keturunan mereka.
Padahal, di dalam kuda kayu raksasa itu, bersembunyi sekian banyak prajurit Mycenaea yang paling kuat dan terlatih. Begitu kuda kayu itu sampai di tengah kota dan orang-orang Troya larut dalam pesta mereka, di tengah malam prajurit-prajurit itu menghambur dan mengejutkan orang-orang Troya yang terlena. Troya yang tengah tidak siap, langsung guncang disusupi parjurit-prajurit Mycenaea yang sangat awas, siap dan terlatih. Troya akhirnya tunduk. Thingking outside the box-nya pasukan Mycenaea telah berhasil mengangakhir masa penantian mereka yang sudah sepuluh tahun lamanya. Betul kata-kata orang-orang, bagaimanapun juga, otak akan selalu menjadi pemenang di atas otot.
*8*
Kuda-kuda kayu pasukan Mycenaea adalah sebuah muslihat. Euphoria telah membuat orang-orang Troya telah menjadikan mereka tak bisa berpikir jernih lagi, tak sedikitpun mereka melihat kemungkinan lain dari kuda kayu rakasasa itu. Bagi mereka kuda-kuda kayu raksasa itu indah dan luar biasa, selain itu, kuda kayu itu dapat menjadi lambang kemenangan mereka. Ya itu saja, tak terpikirkan oleh mereka, bahwa kuda kayu itu bisa saja sebuah muslihat, dan memang itulah kenyataannya. Maka, orang-orang Troya pada saat itu mengalami sebuah gejala yang memang telah menjerumuskan banyak manusia ; terlena oleh keindahan.
Berkaca dari Troya dan kuda kayu pasukan Mycenaea, sudah saatnya kita harus menaruh sikap curiga terhadap keindahan-keindahan yang kerap menghampiri, karena tak jarang keindahan itu sesungguhnya adalah racun yang berselimut madu. Ia manis, tapi dengan segera mengirim kita ke lubang sempit kubur-kubur kehancuran.
Dahulu kala, ketika kakek kita Adam, tersadar bahwa ia telah terlena dengan “keindahan” pohon khuldi yang terlarang, segera ia bertobat kepada Rabb. Rabb-pun menerima taubat Adam. Hanya saja, Adam harus menjalani kehidupannya dari nol dan ia menjalininya dengan ikhlash dan bersemangat…

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentari tulisan ini