“Kucing Bujang, Bani Israil dan Mantan Direktur IMF”

Rabu, 25 Mei 2011

| | |

Jika ia manusia, maka kucing yang satu ini adalah seorang remaja. Badannya tidak kurus dan tidak gendut, sedang lincah-lincahnya, pandangan matanya selalu awas dan penuh ketertarikan juga kewaspadaan, suaranya penuh semangat dan yang pasti ia belum pernah kawin dan tampaknya belum hendak kawin. Entah kalau besok.
Rumah tempat ku tinggal sekerang seperti rumah kebanyakan, di bagian depannya ada pintu, ada jendela kaca nako, tak ketinggalan ventilasi kayu tempat keluar masuk udara luar. Selain tempat keluar masuk udara, ventilasi itu adalah tempat favorit kaum laba-laba untuk membuat sarang dan buang hajat. Barangkali kaum laba-laba tahu benar, bahwa ventalasi itu adalah jalur keluar masuknya nyamuk-nyamuk betina yang hendak mencari darah, maka dibuatlah sarang, dengan harapan agar nyamuk-nyamuk itu terperangkap. Laba-laba kecil itu memang pintar, di ventilasi itu mereka bisa ongkang-ongkang kaki, tidur-tiduran menikmati angin sepoi-sepoi sambil menunggu mangsanya. Betapa sempurna dan nikmat hidup mereka, terlebih jika aku tak selalu membersihkan ventilasi itu.

Hubungan yang terjadi antara ventilasi, laba-laba dan nyamuk adalah hubungan yang normal dan wajar saja terjadi. Namun, belakangan ini terjadi hubungan yang abnormal antara kucing bujang yang kuceritakan tadi dan ventilasi itu. Begini, kucing jolong gadang itu telah terbiasa untuk ke luar rumah melalui ventilasi, ya, hanya keluar rumah, kalau masuk selalu lewat pintu. Keluar rumah melalui ventilasi selalu dilakukannya walau pintu terbuka lebar, bahkan sangat lebar. Pada awalnya, si kucing selalu menggunakan pintu rumah sebagai akses keluar masuk, suatu ketika ketika aku harus mengusirnya keluar dengan agak kasar, aku lupa membukan pintu untuknya, karena ketakutan ia langsung memilih ventilasi sebagai jalan keluarnya. Sejak saat itu, ia suka lewat di ventilasi jika keluar rumah, entah sensasi dan kenikmatan seperti apa yang ia dapatkan dengan selalu lewat disana.
 Apakah yang terjadi ketika setiap kali si kucing keluar melalui jendela? Tentu saja ia mengalami kesulitan walau badannya tak besar-besar benar. Butuh waktu sedikit lama untuk menjejal-jejalkan badannya agar dapat lolos dari celah ventiliasi itu. Walau selalu mengalami kesulitan, fakta menunjukkan bawah si kucing tak pernah jera untuk lewat di sana, dan sampai tulisan ini kutulis, tak tampak gejala-gejala bahwa si kucing insaf untuk lewat di ventilasi itu.
                                                                           888                             
Kawan tentu merasa aneh dengan kebiasaan si kucing. Untuk apa ia memilih jalan yang sulit dibandingkan dengan jalan yang lapang dan tentram. Satu hal yang pasti, ia telah terbiasa melakukannya dan tampaknya kebiasaan itu telah terlanjur tertanam sehingga tak bisa diubah. Ya, ungkapan Barat ; old habbits never die telah kadung menjadi identitas si kucing. Jika si kucing adalah manusia, maka ia adalah manusia aneh yang pantas untuk ditertawakan.
Tapi kawan harus awas dan hati-hati, menertawakan si kucing sama saja dengan menertawakan diri sendiri. Begini, kadangkala kita sama persis dengan si kucing. Ada banyak kebiasaan buruk yang mempersulit hidup, akan tetapi sampai sekarang kita masih betah melakukannya. Misalnya menunda pekerjaan, semakin menunda semakin sulitlah hidup, percayalah, aku banyak pengalaman tentang ini! Bagi yang merokok, tahu benar bahwa semakin banyak menghisap batang-batang rokok, semakin sulit paru-paru bernapas, tapi apalah daya, sudah kebiasaan.
 Contoh paling fenomenal adalah Bani Israil. Pertama-tama mereka menyembah sapi betina, Nabi Musa murka akan perangai mereka itu, hukuman super berat-pun dijatuhkan atas mereka. Setalah masalah itu selesai, mereka membuat perkara lain. Mereka lancang berkata begini ; “Wahai Musa, kami tak akan beriman jikalau tak melihat Allah secara langsung!”. Hal ini menempatkan mereka pada kesulitan kedua, namun akhirnya Tuhan mengampuni mereka. Perkara ketiga, mereka disuruh memasuki tanah Palestina dengan damai dan tunduk kepada Tuhan, tapi malah membunuh orang-orang. Perkara kelima mengaku bosan atas manna dan salwa yang diberikan Tuhan untuk mereka, namun akhirnya mereka kembali diampuni. Suatu ketika mereka menunda-nunda mengerjakan perintah Tuhan ; menyembelih seekor sapi betina, hal itu lagi-lagi menempatkan diri mereka dalam kesulitan yang hebat. Pokoknya ada beberapa lagi perangai lainnya, apa lacur, melanggar titah Tuhan sudah terlanjur menjadi kebiasaan.
Dominique Strauss Kahn lain lagi. Siapa yang tak tahu bahwa womanizer adalah kebiasaan buruk yang betul-betul menjijikkan dan yang pasti membuat hidup menjadi sulit. Tapi mantan direktur IMF ini acuh tak acuh, hingga akhirnya kemarin ini, prilaku dan kebiasaan buruknya itu mengirimnya ke penjara dan ia-pun tercampak dari jabatannya yang wah itu. Kahn adalah contoh paling dekat betapa kebiasaan buruk menempatkan diri pada kesulitan bahkan kehancuran.
Terlalu banyak contoh bahwa kebiasaan buruk walau ia menyulitkan, begadang,telat makan, kebut-kebutan, bangun telat, terlambat, bla, bla, bla…. tapi sudah terlalu nyaman untuk terus dilakukan. Tak perlu payah-payah ke Bani Israil atau si Kahn yang tua-tua keladi, carilah dari diri kita. Jika menemukannya, mari membunuhnya. Ingat, berperang dengan sesuatu yang ada dalam diri sendiri sangat berat, melebihi berat gunung Merapi digabung dengan Gunung Singgalang. Tapi bukannya tak bisa kan???
“Sejarah mengajarkan bahwa manusia dibelenggu dan dihancurkan oleh kebiasaan buruknya…”

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentari tulisan ini