“Jatuh untuk Bangun”

Senin, 30 Mei 2011

| | |

Kali ini aku tertarik untuk menulis tentang kucing itu lagi, tapi sebelumnya izinkanlah aku bercerita sedikit tentang sesuatu yang lain, yaitu tentang sebuah buku.
Amazing You adalah buku yang sangat baik untuk dibaca –apakah dengan dibeli atau dipinjam, asal jangan yang dicolong saja-. Buku ini memaparkan bahwa betapa luar biasanya diri seorang manusia. Salah satu fakta yang kutemukan dalam buku itu adalah, bahwa otak kanan manusia dapat membuat seorang berpikir secara menyeluruh dengan mempertimbangkan banyak hal. Otak kanan dapat membuat orang memandang sebuah permasalahan tidak melalui sisi depan saja, tapi juga dari samping, belakang, atas, bahkan dari bawah. Melalui otak kanan orang-orang dapat berpikir bahwa penyebab dari sebuah banjir adalah bukan saja akibat curah hujan yang tinggi, tapi juga oleh berbagai faktor seperti prilaku buang sampah di sungai, penebangan hutan dan lain sebagainya. Terima kasih banyak kepada dr. Andyka P. Sedyawan karena telah menulis buku yang hebat.

Entah kenapa, aku teringat lagi akan kucing bujang itu, tentang cerita kenapa ia bisa memutuskan untuk lewat di ventilasi pada saat pertama kalinya. Kemarin ini kukatakan bahwa jika kucing bujang itu adalah seorang manusia, maka ia adalah manusia yang aneh dan pantas untuk ditertawakan.  Tapi kali ini –setelah membaca Amazing You- otak kanan memaksaku untuk melihat sisi lain dari keputusan si kucing dalam memilih ventilasi sebagai jalan keluar ketika pintu tertutup.  Setelah mencoba melihat sisi lain dari kelakuan si kucing, aku berkesimpulan bahwa jika saja si kucing seorang manusia, maka ia adalah manusia hebat yang tangguh.
Kenapa bisa begitu?
Ini ada sangkut pautnya dengan kata-kata hebat yang pernah keluar dari seorang Hellen Keller. Ya, kawan tak salah baca, benar Hellen Keller, bukan orang lain. Siapa yang tak tahu Hellen Keller, seorang penulis wanita Amerika terkenal. Ia semakin luar biasa mengingat keadaan fisiknya yang mengalami buta dan tuli semenjak umur 19 bulan. Bayangkan saja, ia baru belajar kata-kata dengan media huruf braile pada usia 7 tahun, pada usia itulah ia baru mengenal kata “air” dan “tanah”. Walau baru saja belajar kata-kata,  segera pada umur 12 tahun ia sudah menyelesaikan tulisannya yang pertama, yaitu karya yang berjudul King Frost.  Kita dapat sepakat bahwa sosok Hellen Keller adalah bukti dimana kekurangan fisik dan kesedihan tak akan sanggup membuat seseorang tak bisa berbuat apa-apa selama cinta-cita dan kekuatan mewujudkannya masih ada dalam diri seorang manusia. Inilah kata-kata hebat Hellen Keller yang kumaksud tadi ;  Saat salah satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain terbuka. Hanya seringkali kita terpaku begitu lama pada pintu yang tertutup sehingga tak melihat yang telah terbuka untuk kita.
Perhatikanlah kata-kata hebat di atas. Kesedihan tak boleh membuat kita terpuruk. Tak salah jikalau ada yang mengatakan bahwa orang yang sampai berlarut-larut dengan keadaannya yang menyedihkan, tak lebih dari seorang pecundang.  Ada pula yang akhirnya memutuskan gantung diri, orang seperti ini adalah orang yang betul-betul bodoh. Tuhan dan Nabi tak memberi tempat secuilpun untuk orang-orang dengan kebodohan semacam ini, kecuali di pantat periuk neraka jahannam sana, kekal tak berkesudahan. Tuhan marah, begitu banyak pintu yang dibuka lebar, bahwa dunia tak selebar daun kelor,  telah diberi akal sehat dan otak untuk berpikir, eh malah terjebak dalam anggapan bahwa segalanya habis sudah, lalu bunuh diri.
Maka tak diragukan lagi bahwa si kucing bujang  adalah  contoh yang pas bagaimana makhluk Tuhan dapat dengan segera mengambil keputusan yang tepat ketika pintu yang biasa dilalui tertutup. Ia tak habis akal, ia tak termenung di depan pintu itu, ia tak menunggu seseorang membuka pintu itu untuknya, melainkan langsung melihat jalan lainnya yang tak terpikir sebelumnya, yaitu ventilasi rumah. Betul-betul hebat.
 Kawan, jangan bingung dan sedih akan kemalangan yang menghampirimu. Tuhan tak mensia-siakan dan tidak aniaya. Tirulah si kucing bujang. Lihatlah segera pintu lain, lewati pintu itu, lalu dapatkan senyuman baru yang lebih segar.
Sesungguhnya dibalik sebuah kesulitan ada dua kemudahan (Quraisy Shihab tentang tafsir al Insyirah : 8-7)
Bila seorang mukmin ditimpa satu kesulitan, niscaya Allah akan menjadikan sesudah kesulitan itu kelapangan, karena sesungguhnya satu kesulitan tidak akan mampu mengalahkan dua kemudahan (Khalifah Umar)
And why do we fall, Bruce? So we can learn to pick ourselves up…  “Kenapa kita terjatuh Bruce? Agar kita bangkit lagi...” (Dialog antara Thomas Wayne dan anaknya Bruce dalam film Batman Begins)  
Tidak bisaa….! (Sule dalam OVJ)
Perhatian ! : yang terakhir ini  harus dikatakan ketika merasa akan terpuruk dalam kesedihan, jangan lupa, harus dengan intonasi dan gaya yang serupa!

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Dua kemudahan yang dimaksudkan Khalifah Umar itu apa ya? Mohon penjelasannya dikirim via email saya tsabbt.ahmad@gmail.com

Jazakallah..

Posting Komentar

silahkan komentari tulisan ini