Alam senantiasa mempertontonkan pertunjukan yang pasti selalu menarik untuk disimak. Sudah sejak dulu kala Tuhan memberikan sebuah pencerahan, bahwa segala detil yang terjadi di Alam harus diperhatikan dengan seksama, jangan sampai terlewatkan. Mengingat bahwa segala proses yang terjadi di alam bukanlah perkara kecil, mengingat bahwa apa yang terjadi adalah sesuatu yang berharga, mengingat bahwa dengan memperhatikan kejadian kita akan semakin bijak dan dekat dengan Tuhan, maka tak heran kalau Tuhan yang Maha Bijak itu menyatakan bahwa alam adalah “ayat-ayatNya”, ayatollah.
Ya, belajar dari alam adalah sebuah keniscayaan yang bersifat mutlak –selain belajar dari kitab suci tentunya-. Manusia adalah makhluk yang diberi kuasa akan alam ini. Walau begitu bukan berarti manusia sudah pasti akan selalu pintar. Tidak. Manusia harus selalu belajar dan belajar, alam senantiasa menyajikan banyak tamsil yang selalu menarik untuk dipelajari. Manusia adalah khalifah, wajib mengurusi alam, sementara itu alam terus saja menunjukkan tabiatnya dan laku adatnya. Perhatikan tabiat dan adat mereka, agar tak salah urus dan salah sikap.
Maka sesungguhnya, manusia sendiri adalah bagian dari alam. Oleh karena itu manusia adalah subjek sekaligus objek, istimewa bukan?. Manusia adalah pengurus yang harus mengurusi dirinya sendirinya, selain mengurusi hal-hal lainnya. Oleh karena itu, salah satu hal yang wajib dikenali dan dipelajari adalah diri sendiri, baca kalimat ini sambil menunjuk dada, supaya dramatis dan gaya, he he he.
Sebenarnya kitab suci telah dengan gamblang menjelaskan hakikat diri manusia lengkap dengan sebab akibat yang akan muncul dari seluruh tindakan manusia. Akan tetapi banyak yang tak yakin dengan Kitab Suci, meraka kangkangi saja ayat-ayat itu. Dampaknya jelas, bermuncullah manusia-manusia yang ketakutan, depresi, bodoh dan dungu, tertipu dan terlena, mabuk dan tak sadar, bagaimana mau mengurus alam? Eh, kita dulu pernah demikian kan? Bagaimana sekarang atau esok?. Lebih parah dari hal di atas, muncullah pengkhianatan, pembunuhan, perang berkobar darah, permusuhan dan banyak lagi hal mengerikan lainnya. Jika gunung berbicara, apalah bisik-bisik mereka tentang kita. Seekor harimau membunuh karena sejak zaman azali sudah dintunjuk sebagai predator utama, “kami hanya menjalankan perintah Tuhan” kata kaum harimau.
Sejarah telah menceritakan segalanya. Sejarah telah menceritakan hikayat manusia-manusia penakut dan apa yang mereka alami. Sejarah juga menceritakan manusia-manusia rakus dan perang-perang yang mereka kobarkan, lalu bagaimana nasib mereka berakhir. Sejarah juga bercerita tentang para pemberani dan bagaimana kemuliaan mendatangi mereka. Ada pula tentang orang-orang taat bahagia dengan hidup mereka. Sejarah telah berkisah dan selanjutnya adalah tentang kita, bagaimana harus memahaminya.
…because history would always repated (pepatah)
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentari tulisan ini