Tentang Wanita Seksi dalam Iklan

Jumat, 04 Februari 2011

| | |
Mengapakah banyak iklan di televisi menampilkan wanita-wanita berpakaian tak pantas?

Pertanyaan ini sungguh menarik untuk dibahas, bukan hanya untuk mencari jawabannya, tetapi juga untuk mencari kenapa pertanyaan seperti ini muncul. Di luar hal di atas, bagiku secara pribadi, pertanyaan ini sesungguhnya menjadi lebih menarik, karena yang menanyakannya adalah seorang wanita. Maka jujur saja, tulisan ini adalah dalam rangka mencoba menjawab itu semua.

Salah satu bahasan menarik Jefray Lang dalam Strugle to Surender, bahwa setidaknya terdapat pola pemikiran yang berbeda antara Barat dan Timur yang identik dengan Islam mengenai kebebasan dan kaitannya dengan wanita. Pola itu bagaikan warna hitam dan putih alias berada pada kutub yang sangat berbeda dan sulit mempertemukannya.


Nilai kebebasan yang dianut Barat adalah seperti apa yang kita lihat dalam keseharian mereka sekarang. Para wanita bebas berpakaian seperti apapun yang mereka mau, tak berpakaian-pun bukanlah sebuah masalah. Bahkan, maaf , tubuh wanita dan ketelanjangan yang menyertainya telah lama dianggap sebagai sebuah karya seni. Barangkali nilai kebebasan seperti itu erat kaitannya dengan filsafat hidup yang tertanam kuat dalam alam bahwa sadar mereka, bahwa salah satu filsafat yang dianut Barat adalah pragmatisme, yaitu segala sesuatunya hanya dinilai dari kegunaan, kegunaan yang dimaksud adalah dalam artian yang sebebas-bebasnya. Jika wanita merasa nyaman dengan pakaiannya yang serba mini, jika ketelanjangan yang diumbar itu berguna, apakah berguna untuk “menghibur” orang lain ataupun untuk mencari uang, maka itu semua sah-sah saja. Pragmatis bukan?

Sementara Islam, menempatkan kebebasan tidak seperti Barat. Ada banyak nilai atau aturan yang harus diperhatikan untuk sebuah kebebasan. Nilai-nilai yang dimaksud bukanlah nilai yang dibentuk manusia, tapi nilai yang dititahkan Tuhan dalam kitab suci. Kaitannya dengan wanita, bahwa wanita bebas berpakaian seperti apapun asalkan sesuai dengan aturan-aturan Tuhan. Maka wanita-wanita muslim haruslah menutup bagian-bagian tubuh yang disebut dengan aurat pada keadaan-keadaan yang telah ditentukan. Tentang bagaimana model pakaian yang akan dikenakan, dari apa kainnya, siapa yang menjahit, berapa buah jarum pentul yang akan dikenakan untuk merapikan jilbab, apakah lima, sepuluh, atau seratus bahkan seribu jarum pentul-pun, itu semua terserah si wanita, asalkan tetap menutup aurat. Para wanita muslim yang beriman percaya sepenuhnya bahwa semua perlakuan Tuhan atas mereka adalah demi harga diri dan kemuliaan mereka. Maka oleh karena itu, para muslimah tak pernah merasa dikekang tapi merasa dilindungi, lebih dari itu, mereka yakin bahwa segala aturan itu selaras dengan fitrah manusia.

Jika wanita muslim dengan segala pemahaman mereka yang lurus tentang agamanya melihat tingkah polah gaya dan pakaian wanita-wanita Barat atau wanita-wanita yang berpikir dengan cara Barat, maka muncullah pertanyaan di atas ; Mengapakah banyak iklan di televisi menampilkan wanita-wanita berpakaian tak pantas?. Sebaliknya, wanita-wanita Barat atau wanita-wanita yang berpikir dengan cara Barat ketika melihat para wanita muslim berpakaian tertutup, tidak seperti pakaian yang biasa mereka gunakan, maka mereka akan berpikir seperti ini ; ah… apakah yang ada di alam pikiran wanita-wanita kolot itu, mau-maunya mereka dibatasi dengan pakaian seperti ninja begitu!

Kawan, jika engkau tanyakan kepadaku dibagian manakah aku berdiri, yang jelas aku akan menjadikan putriku menjadi seorang muslimah yang patuh kepada Tuhannya…

3 komentar:

Heru Perdana mengatakan...

tapi bnyak juga lho ustad, anaknya ulama atau paling tidak orang yg diangap dalam pemahaman agamanya yang anaknya tidak mengenakan pakaian layaknya muslimah sebagaimana yg ada dalam tuntnan tuitah tuhan yg usatad maksud,.
menurut ustadz, permasalahan itu bagaimana,.??

isralnaska mengatakan...

tunggu tulisan berikutnya, pertanyaan ini senada dengan pertanyaan si rahmi.

Aulia Tristan mengatakan...

tapi pertanyaan ini tidak senada ustad...
apa hubungannya dengan goreng..?
haahaha..

Posting Komentar

silahkan komentari tulisan ini