Tahukah kau kawan, kampus yang tak penting ini telah kuberi tempat khusus dalam hidupku. Telah kupahat namanya di dalam hati, lalu garis-garis pahatannya yang dalam itu kuisi dengan leburan emas dua puluh empat karat. Jadilah nama kampus ini seperti prasasti kerajaan kuno, tak kan tertelan oleh ruang dan waktu. Walau akhirnya kampus ini hilang jejak karena tidak ada lagi mahasiswa yang belajar di sana atau dilumat tsunami karena berada di zona merah, sama seperti halnya kerajaan kuno, namanya akan tetap abadi, karena prasasti bertulisan emas tersimpan baik dalam hati. Seperti yang kubilang tadi, tak mempan dimakan ruang dan waktu…
###
Orang bilang bahwa aku terlalu norak dengan cita-cita yang kusemai semenjak kecil. Bahkan pada awalnya aku dianggap tidak realistis. Telah sangat lama kutanam dalam hati bahwa jikalau besar nanti aku harus menjadi seorang dosen. Maka seluruh energy ku arahkan untuk menggapai cita-cita itu. Jika sesuatu akan membawaku melenceng dari cita-cita utama ini, maka untuk mempertimbangkannya saja aku tak sudi. Istilahnya begini ; tak ada kompromi!