Paruh
yang terlewat panjang dan melengkung, serta keadaan cakar kurang lebih sama,
adalah takdir yang mesti dihadapi oleh seekor elang yang sudah tua. Paruh dan
cakar seperti itu tak akan bisa digunakan untuk menyergap mangsa walau hanya
seekor anak tikus yang belum hapal betul cara berlari. Elang tua lalu melakukan
hal dramatis yang barangkali amat menyakitkan. Ia terbang ke gunung tinggi,
disana –sendirian- ia memukul-mukulkan paruh itu ke batu, berkali-kali, hingga
terlepas. Hal serupa juga dilakukan pada cakarnya yang afkir. Sakit, pasti
sakit melakukan itu. Tanpa paruh dan cakar, ia harus berdiam diri selama kurang
lebih kurang enam bulan, hingga paruh dan cakarnya tumbuh lagi. Sekarang,
setelah itu semua, ia kembali meluncur dan melanjutkan kehidupan, hingga kematian
betul-betul tak lagi bisa dihadang…
Makhluk Rakus Ruang
Punya
mobil pribadi? Kenapa tidak! Saat ini hampir semua orang ingin memilikinya. Hal
itu tidaklah mengherankan, mengingat banyak hal-hal asyik yang dapat dinikmati melalui
mobil pribadi. Tak perlu lagi menimbang-nimbang keadaan cuaca ketika hendak
bepergian, panas ataupun hujan, tak masalah. Belum lagi kapasitas isi yang
lebih banyak, tempat duduk yang lebih nyaman, AC, music, hingga video. Mana ada
kemewawan-kemewahan itu pada sebuah sepeda motor, apalagi pada becak ataupun
pedati.
Label:
catatan-catatan kecil
Langganan:
Postingan (Atom)